Rabu, 28 Agustus 2013

Karimun Jawa Part 1

Konyol di Bumi Kartini



Tulisan ini bukan kutulis untuk curhat atau merebut simpati kalian, bukan pula aku ingin mengadu tentang nasip malang dan konyol yang telah aku lalui. Segala kemalangan dan kekonyolan yang aku alaami adalah harga yang harus kubayar dari pengalaman indah yang akan terus kukenang. Bukan untuk ku ulangi, tapi untuk kuperbaiki.

Minggu pagi 18 agustus 2013, kota Jakarta masih belum sepenuhnya terjaga. Tidak seperti hari senin sampai jumat yang sejak jauh sebelum subuh jalanan sudah ramai, maka di hari minggu jalanan Jakarta boleh dibilang dalam tanda kutip lenggang. Ku pacu motor butut kesayanganku ke kos seorang teman. Ia berjanji mengantarku ke terminal lebak bulus.

Ini adalah pengalaman pertama aku naik bus sendirian dengan jarak tempuh lebih dari 3jam. Biasanya aku kalo berpergian jauh selalu menggunakan Kereta Api. Kalian pasti tau alasannya kenapa, naik kereta api itu tidak macet, datangnya tepat waktu, jarang terjadi kecelakaan dan yang paling penting gak bikin aku mabuk kendaraan.

Sampai di terminal lebak bulus, aku langsung dikerubuti calo tiket. Dan aku bersikap nyantai dan sok cool sambil menjawab sudah punya tiket ke para calo yang dengan sangat antusias mengerubutiku layaknya wartawan yang akan mewawancarai artis dan koruptor atau mungkin kucing kucing lapar yang berebut sisa ikan. Aku langsung bergegas ke loket PO. Haryanto, berniat membeli tiket dengan menyebut nama seorang agen yang telah kutelepon sehari sebelumnya. Berdasarkan saran teman-teman, bagi pengguna bus jarak jauh yang pemula seperti aku, lebih aman untuk memesan tiket daripada ketipu atau bahkan dipalak calo di terminal.

Sampai di depan loket aku langsung menyebut nama mas eddy yang telah aku telepon dan aku kaget ternyata petugas loket menanyakan dapat harga tiket berapa?
Dengan segera aku bilang aku mendapatkan tiket dengan harga 150ribu. Dalam hati aku kaget sekaligus was-was jangan jangan harganya naik, ato mungkin aku bakal dikenai tarif lebih mahal. Dari belakangku seseorang yang memakai seragam PO.hariyanto langsung bertanya mau kemana mas? aku jawab mau ke Jepara. Orang itu langsung menggandeng tanganku seraya bilang” ayo langsung naik, busnya mau berangkat, bayar dia atas bus langsung saja”. Penjaga loket hanya melongo tanpa mencegah. Diperjalanan menuju bus orang itu bertanya, dapat harga berapa? Sekali lagi aku bilang “ 150ribu mas”. memang biasanya berapa mas?” dengan ramah orang itu menjawab “ ya udah gak papa bayar 150 aja”.  Dalam hati aku bersyukur, Alhamdulillah…
Aku meminta tiket ke orang tersebut tetapi orang tersebut bilang gak usah, semua orang yang ada di bus juga gak usah pegang tiket. Dia bilang supirnya udah tau. Aku mulai was was.

Waktu aku lagi santai di dalam bus tiba2 temen yang mengantarku datang dan ikut masuk, dia bilang kalau ternyata bus ini memang buru-buru ke kudus untuk mengambil penumpang yang Balik ke Jakarta setelah libur lebaran, rata-rata penumpang ditarif 100ribu sampai 120ribu.  Wah aku kena tipu, ternyata tadi si calo yang pakai seragam resmi Po.Haryanto Cuma ngasihin uang 100ribu ke loket resmi dan 50ribu nya masuk ke kantong pribadinnya. Ya udah lah.. ku ikhlaskan saja.

Setelah kurang lebih 10menit menunggu di atas bus, bus pun berangkat dengan diiringi musik dangdut OM.Sera. aku sangat menikmati satu jam awal perjalanan, ikut nyanyi dan melihat goyangan biduan di layar TV 17 inch di bus, aku tidak merasasakan tanda-tanda bahwa aku akan mabuk. Sampai ahirnya 2 jam kemudian musiknya dimatikan, posisi dudukku mulai tegang, pening mulai kurasakan, mual di perut mulai terasa. Ahirnya kupaksakan diri menutup mata dan berharap sesegera mungkin tiba di jepara.

Jam 1 siang bus berhenti di salah satu rumah makan, daerah mana tepatnya aku kurang tahu karena di sepanjang perjalanan aku terus berusaha memejamkan mata, beberapa jam berhasil tidur, dan selebihnya melamun sambil berdoa supaya bus cepat sampai. Hampir semua penumpang bus yang hanya ber isi sekitar sepuluh orang turun ke rumah makan, sementara aku langsung ke toilet dan sholat di musholah. Kuputuskan untuk menjamak antara dzuhur dan ashar karna menurut si supir bus nyampe jepara malam hari. Sebenarnya aku gak pingin makan karena takut muntah, tapi dari pada masuk angin dan jatuh sakit kupaksakan untuk makan walaupun sedikit dan minum the manis hangat. Setelah makan, ternyata si penjual tidak punya kembalian. Ahirnya aku pinjam sama kondektur uang 10ribu untuk membayar.

Sampai di Kudus ternyata bus tidak melanjutkan perjalanan sampai Jepara, para penumpang dipindahkan ke bus puji jaya. Aku tanyakan kepada kondektur dijamin gak nanti akan diantar sampai terminal Jepara, ternyata dia gak berani menjamin dan dia bilang yaudah mas uang 10rbunya tadi buat ngojek aja ke terminal. Bus Puji jaya tidak mengantarkan kami sampai terminal  Jepara, tapi menurunkan kami di tepi jalan depan Pom bensil ngabul. Di sana kami tinggal bertiga. Dua orang yang bersamaku adalah orang asli Jepara, mereka menelpon keluarganya untuk minta jemput.

Di pom bensin ngabul tidak ada tukang ojek, angkot atau pun bus. Aku terdampar di kota orang tanpa kenal satu orang pun. Kusempatkan diri ngobrol dengan salah satu penumpang yang tadi bersamaku( mas mul), aku bertanya kearah mana pangkalan tukang ojek dan berapa jauhnya. Ternyata jaraknya sekitar 1km katanya. Di hati aku niatkan jalan kaki dan mencari pangkalan. Tapi dengan mempertimbangkan rasa lelah dan pening kepala ahirnya aku beranikan diri minta tolong ke mas mul untuk mengantarkan aku sampai ke pangkalan ojek, nanti aku akan beri dia uang bensin.

Ahirnya mas mul mengantarkan aku ke area pangkalan tukang ojek, sampai di sana ternyata sepi. Tak satupun tukang ojek mangkal. Mas mul menawarkan diri untuk mengantarkan aku sampai pelabuhan kartini jepara. Kami berboncengan tiga, mas mul, aku dan adiknya. Jalanan kota Jepara sepi, kami berboncengan tiga dan hanya satu yang pakai helm tapi tidak ada rasa takut ditilang polisi. Kebanyakan pengendara motor malam itu memang tidak memakai helm. Kuberikan dia selembar uang 50ribu tapi dia mengembalikan separuhnya. Dia baling saya ambil 25ribu saja mas. sama seperti tukang ojek biasanya. Aku ucapkan terimakasih, dalam hati aku mendoakan supaya dia selalu dinaungi keberuntungan.

Aku kembali seorang diri, menyusuri remang malam di pelabuhan kartini jepara. Mataku tertuju pada sebuah sepanduk homestay murah kota baru langsung menghadap pantai, dapatkan nuansa bali dengan harga 80ribu. Ahirnya kuputuskan untuk menginap di sana. Sampai di tengah jalan aku bertanya pada seorang ibu, “bu home stay kota baru sebelah mana?
Mau nginep mas”? di sini saja murah” lihat-lihat dulu aja gak papa”
“Berapa bu? Tanyaku
60 ribu”
Ahirnya aku mengikuti ibu itu ke lantai 2 rumahnya. Di sana terdapat tiga kamar, satu kamar kamarmadi dalam dan harganya 100ribu.
“yang 60ribu mana bu?
Gak ada mas, paling murah di sini ya 80ribu. Dimana aja sama”
Jengkel lagi aku. Setelah kupikir-pikir dari pada jalan lagi di sini ga papalah, toh masih di bawah budget yang aku anggarkan, aku menganggarkan 150ribu untuk nginep semalam di penginapan. Apalagi setelah aku lihat kamar lain tak berpenghuni sehingga aku bisa puas melihat TV.
Kebetulan malam itu ada pertandingan pertama Chelsea musim ini di bawah asuhan Mourinho.

Setelah mandi dan ganti baju aku langsung menjamak sholat magrib dan isyak, setelah itu aku pergi mencari makan. Betapa kagetnya aku, ternyata home stay kota baru hanya berjarak 3 rumah dari homestay yang aku sewa. Yang lebih membuat ngiler lagi, ternyata bangunan rumahnya memang bergaya bali lengkap dengan hiasan dan accesorisnya. Dan keunggulan lainnya adalah di sana dilengkapi wifi gratis. Hua…..
Sekali lagi kubesarkan hatiku, gak papa… nasi sudah menjadi bubur.. telan aja wes

Suasana pantai kartini sudah mulai sepi, ngalur ngidul aku mencari makan tapi sudah tutup semua, yang aku lihat hanya penjual kopi dan pop mie, daripada perut gak terisi ahirnya kuputuskan makan pop mie aja. Setelah makan aku bergegas balik ke home stay, nonton TV sampai larut malam melihat pertandingan Chelsea VS Hull City. Beberapa hal konyol hari ini terobati dengan kemenangan 2-0 Chelsea, goal Chelsea dicetak oleh Oscar dan Lampard. Aku bergegas tidur.. sambil melamun pengalaman konyol apalagi yang bakal kutemui esok hari..

Masih di sini, di Bumi Kartini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar