Cewek itu
memanggilku Ayank, cewek dari sebrang pulau utara Surabaya. Aku mengenalnya
saat hari pertama Orientasi mahasiswa baru. Entah kapan mulainya aku suka ke
dia, yang aku tau sebulan setelah perkenalan itu kami sudah resmi menjadi
pacar. Cewek itu memanggilku Ayank, ia memanggil dengan centil dan manja.
Biasanya aku akan langsung menjawabnya dengan segera. Cewek itu memanggilku
Ayank, tapi kini semuanya tinggal kenangan.
Aku
memanggilannya Yayank, panggilan cinta dan rasa sayangku ke dia yang tak pernah
ku gunakan untuk memanggil yang lain.
Aku memanggilnya Yayank, panggilan itu special
hanya untuknya. Dialah cewek yang kupilih dari sekian banyak cewek yang ada di
kampus walaupun aku belum mengenal sifat-sifat yang ada pada dirinya. Aku
memanggilnya Yayank, tapi kini semuanya tinggal kenangan.
Biasanya
kemanapun kami selalu bersama, sarapan, makan siang, makan malam. Berangkat
kuliah aku selalu menjemput ke kosnya. Jarak antara kosku dan kampus sekitar 1
km, tapi karna harus menjemputnya, aku harus melawan arah dan berjalan kaki
lebih jauh, mungkin jarak ke kempus jadi sekitar 2 km. tapi aku bahagia bisa
berjalan bareng sama dia ke kampus. Aku bahagia dia memilih aku yang tak punya
motor dan hanya bisa menemaninya jalan kaki. Mungkin sebenarnya dia bisa pilih
cowok lain yang punya motor dan bisa menboncengnya ke kampus. Dia tidak perlu
capek jalan dan tersengat panasnya kota Surabaya. Di kampuspun kami selalu
bersama, mengambil mata kuliah yang sama, dan selalu duduk bersama, jika ada
tugas kelompok yang tidak mengharuskan mengikuti NRP kami pasti berada di
kelompok yang sama. Hanya mandi dan
tidur yang membuat kami berpisah. Dulu dia memanggilku ayank, Tapi kini
semuanya tinggal kenangan.
Hai…. Aku
sekarang menganggapmu teman. Tak lebih.. aku berharap di lain waktu kita bisa
bercanda seperti dulu. Bukan sebagai pacarmu. Tapi sebagai teman yang pernah
menghadirkan kenangan di hatimu. Jangan lagi memannggilku Ayank, karena
semuanya Tinggal kenangan.