Jumat, 06 September 2013

Camar Kecil



Aku mengagumi camar kecilku, walau dia tidak bisa berkicau dengan merdu, aku suka melihat kerja kerasnya, bersaing dengan para elang, menembus badai walau kadang sayapnya basah oleh hujan dan terpaan ombak. Aku mengagumi camar kecilku, aku kagum dengan kepakan sayapnya yang indah, aku terpesona dengan tingkahnya yang anggun, aku salut dengan perjuangannya bersaing dan bertahan hidup. Mungkin elang lebih gagah, tapi aku tak suka keganasannya. Mungkin merpati lebih jinak, tapi dia kurang mandiri. Mungkin murai kicaunya lebih merdu, tapi aku tak suka tingkahnya yang angkuh.

Camar kecilku. Walau bulunya tak seindah merak, tapi putih bulunya meneduhkan pandanganku. Camar kecilku. Walau dia tak secerdas beo tapi tingkahnya menarik hatiku. Camarku pendiam, tapi pada waktunya dia bisa berteriak dengan kencang. Malam itu kulihat dia terbang menukik, lelah mencari dahan untuk kakinya berpijak. Telah lama dia  terbang di atas deburan ombak. Kupanggil dia, wahai dara laut. Kemarilah..
Hinggaplah di hatiku jika kamu lelah..

Camarku, Aku rindu

Rabu, 04 September 2013

Masa Lalu Depan



Aku dilahirkan dalam keluarga miskin, apakah aku pernah mengeluh? Ya.. Aku sering mengeluh. Tapi itu dulu. Seserig apapun aku mengeluh aku tak akan bisa mengubah takdir yang telah berlalu. Kini aku bersyukur. Aku bersyukur karena Allah memberiku kesehatan dan kesempatan untuk berjuang melepaskan diri dari jerat kemiskinan.

Aku dilahirkan dari keluarga yang tidak berpendidikan, Apakah aku mengeluh? Ya.. Seringkali aku malu mendapati kenyataan bahwa bapakku hanya lulusan SMP dan Ibuku hanya jebolan SD. Aku iri pada teman temanku yang mempunyai orang tua berpendidikan tinggi sehingga tahu pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya. Tapi itu dulu. Kini aku bersyukur, Allah memberikanku kesempatan menyelesaikan pendidikanku hingga jenjang sarjana. Dan semoga anak-anakku kelak bisa menyelesaikan pendidikan sampai jenjang doctor, atau jika mungkin menjadi professor.

Aku dilahirkan dalam keluarga yang broken home, apakah aku pernah menyesal? Ya.. tapi itu bukanlah salahku, bukan pula salah ke dua orang tuaku. Aku bersyukur walaupun lahir dari keluarga yang broken home aku tetap bisa menjadi anak yang berprestasi dan berbakti kepada ke empat orang tuaku. Aku memiliki empat orang tua yang menyayangiku sepenuh hati mereka, aku mempunyai adik-adik yang lucu. Seorang bapak tiri yang luar biasa sabar dan berjasa dalam hidupku. Memang tak bisa kupungkiri, aku sering memimpikan keluarga yang utuh dan bahagia. Aku selalu berdoa dan berusaha semoga kelak seumur hidup aku hanya akan menikah satu kali dan terus bersama sampai ajal menjemput.

Apa yang telah lalu adalah cermin, tak elok mengendarai hidupmu dengan terus  menengok ke spion masa lalu. Masa lalu hanya kujadikan sebagai bahan koreksi untuk masa depan.  Tak bisa kupungkiri apa yang kucapai saat ini adalah hasil dari masa lalu. Tapi tak ada guna menyesali masa lalu sebagai mana tak berguna membanggakan prestasi yang telah lewat. Kurencanakan masa depanku. Saat ini aku hanya focus berusaha mencapai target-targetku di masa depan. Berbekal semangat dan doa, Aku yakin usahaku akan bermuara pada hasil yang indah. Bukan yang selalu kuinginkan. Tapi yang terbaik yang aku butuhkan.

BismillaH…
Semangat menggapai masa depan.. Mari rengkuh prestasi prestasi baru