Karimunjawa
Sesungguhnya
Petualangan Dimulai |
Petualangan sesungguhnya baru akan
dimulai hari ini, pagi-pagi kami ke pasar membeli sarapan sekaligus mengamati
rutinitas penduduk pulau ini. Setelah sarapan dan mandi kami siap-siap ke
pelabuhan. Di sana banyak juga wisatawan lokal maupun asing yang akan
menyebrang ke gugusan pulau-pulau di karimun jawa ini. Tujuan pertama kami saat
itu adalah ke pulau menjangan besar. Berenang bersama hiu. Ya hari itu aku
mengalami sensasi berenang bersama predator terbuas penguasa lautan.
Sementara orang yang aku harapkan menjadi istriku saat itu hanya melihat dari atas rumah panggung. Dia sedang cuti sholat hari itu sehingga takut digigit hiu katanya. Hiu yang berenang denganku saat itu ukurannya masih kecil, kalau dia sekolah saat ini dia masih duduk di bangku SD. Tapi walaupun masih kecil, aku tetap harus hati-hati. Gigi-gigi hiu itu sama tajamnya dengan hiu dewasa. Hanya saja insting berburunya takut pada ku karna ukuran badannya masih lebih kecil dari tubuhku.
Sementara orang yang aku harapkan menjadi istriku saat itu hanya melihat dari atas rumah panggung. Dia sedang cuti sholat hari itu sehingga takut digigit hiu katanya. Hiu yang berenang denganku saat itu ukurannya masih kecil, kalau dia sekolah saat ini dia masih duduk di bangku SD. Tapi walaupun masih kecil, aku tetap harus hati-hati. Gigi-gigi hiu itu sama tajamnya dengan hiu dewasa. Hanya saja insting berburunya takut pada ku karna ukuran badannya masih lebih kecil dari tubuhku.
Sensasi berenang sama hiu |
Setelah puas berenang dengan hiu. Aku dan linda berfoto dengan aneka ragam satwa laut, ikan pari, bintang laut, ikan buntal, penyu dan macam-macam satwa lain. Perjalanan kami pun dilanjutkan ke pulau lain untuk melakukan snorkling. Linda begitu antusias. Senang rasanya hari itu melihatnya bahagia. Anak pertama dari tiga bersaudara itu akan mendapat pengalaman baru. Ini adalah pertama kalinya linda snorkling. Sementara bagiku ini adalah snorkling yang ke dua setelah sebelumnya di pulau Tidung.
Pemandangan bawah laut pulau itu lumayan indah. Ikan-ikannya sungguh banyak, bahkan aku sempat melihat barisan ubur-ubur menari-nari indah. Juga cumi-cumi yang seolah berenang mundur. Airnya sungguh jernih. Ada hal yang paling membuatku bahagia saat itu. Bergandeng tangan dengan linda sambil berenang menikmati indahnya ciptaan Tuhan. Tapi momen itu hanya sebentar saja. Linda melepaskan pegangan tanganku dan berenang menjauh. Kucoba lagi berenang ke arahnya dan menggandeng tangannya. Tapi dia menghindar seolah takberselera.
Demi mengubur rasa sedih sekaligus menyalurkan bakat narsisku ahirnya aku bergabung dengan teman-teman yang lain berebut meminta foto bawah laut ke para tour guid kami. Saat itu yang paling lucu adalah Gabi, dia berulangkali gagal difoto karena kesulitan untuk menyelam. Hahaha dasar pelampung banjir. Anak salah satu dosen kami itu memang lucu dan selalu jadi bahan ledekan selama di karimunjawa. Sementara linda yang dari SMP sudah sering ikut extrakurikuler berenang tanpa kesulitan menyelam dan berpose andalannya. Ya. Menyorongkan tangannya ke depan sambil pamer jempol. Aku jadi ingat iklan RCTI oke waktu jaman SD dulu. Iklan orang menyelam yang sering kujumpai sebelum nonton Film si buta dari goa hantu dan juga film wiro sableng.
Snorkling |
RCTI OK |
Puas snorkling kami menuju pulau cemara kecil untuk istirahat sekaligus makan siang. Alih-alih istirahat. Kami yang takjub dengan indahnya pasir putih, air yang jernih juga indahnya pohon-pohon cemara yang masih kecil malah menghabiskan waktu untuk bermain air, berfoto, bermain pasir dan mengelilingi pulau yang indah ini. Cemara-cemara ini mungkin sengaja di tamam penduduk untuk mencegah erosi dan tujuan wisata. Saat ini mereka memanen hasilnya. Pulau ini terasa indah dengan teduhnya cemara, ketapang, kelapa dan beberapa jenis pohon lainnya. Karena sebagian besar vegetasinya adalah cemara dan ukurannya masih kecil. Maka pulau ini dinamakan pulau cemara kecil. Hahahaha... tapi lagi-lagi itu hanya tebakanku saja. Karena Kebetulan saat itu patar sedang ulang tahun. Tanpa dikomando kami mengambil pasir basah dan mengoleskan ke rambutnya. Patar yang kaget dengan ulah jahil kami balik menyerang melempari kami degan kepalan pasir basah.
Makan siang telah siap, para rombongan
berebut mengambil nasi, ikan bakar dan sambal yang disiapkan oleh tour guid
kami. Aku hampir tidak kebagian. Makan siang yang mantap, dikala perut
keroncongan dan badan capek setelah melakukan snorkling tadi. Dan lagi-lagi
linda hanya makan dalam porsi yang kecil. Common Beib.. makan yang banyak..
jangan malu malu.
Setelah puas mengisi perut perjalanan
kami dilanjutkan. Ke pulau gosong. Disebut pulau gosong karena ketika air laut
surut, trumbukarang berada dipermukaan laut dan terpapar langsung oleh sinar
matahari. Aku Cuma snorkling bentar di sini, ombak yang lumanyan membuat
perutku mual, ditambah perut penuh karena habis makan. Ahirnya aku putuskan
berjemur di atas perahu sambil melihat gadisku bersnorkling dan melihat
teman-teman yang lain mengantri pingin difoto lagi.
Pulau tanjung gelam, ya disinilah kami
baru benar-benar beristirahat. Bersantai menikmati cakrawala, luasnya laut,
barisan pohon kelapa, tarian camar, semilir angin, juga aneka tingkah polah wisatawan.
Duduk di bongkahan batu besar dipinggir pantai kami berlima menikmati suasana
sore itu dengan makan camilan dan kuaci. Bercanda, saling olok kadang terdiam
merenung. Ada beberapa momen yang aku dapatkan hanya berduaan dengan linda.
Kembali mengangsur rindu. Kuteguk banyak-banyak kebersamaan saat itu sebelum
besok kami akan kembali berpisah.
Pantai Tanjung Gelam |
Bule Narsis |
Rendi Ketua rombongan |
Curi-curi kesempatan |
Keceriaan sore itu ditutup dengan
berfoto bersama-sama seluruh rombongan. Kami berlomba narsis, mengeluarkan
segala kemampuan bergaya. Meloncat, berguling, jongkok, menjulurkan lidah dan
memamerkan gigi dengan senyum yang dibuat semanis mungkin agar foto yang
didapat terlihat bagus. Ahirnya tepat ketika senja akan berahir kami kembali ke
pulau karimunjawa.
Perahu kayu itu kembali mengantarkan
kami. Beradu balap dengan perahu wisatawan lain kami meluncur di bawah senja.
Langit yang jingga pekat begitu indah. Gugusan pulau yang hijau terlihat
memudar dan lama kelamaan berubah menjadi siluet yang indah. Pulau karimunjawa
tersenyum menyambut kedatangan kami. Setelah merapat di pelabuhan kami berlima
berjalan secepat mungkin agar sampai di homestay lebih dulu dan mendapatkan
giliran mandi lebih awal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar