Aku mengagumi camar kecilku, walau dia tidak bisa berkicau
dengan merdu, aku suka melihat kerja kerasnya, bersaing dengan para elang, menembus
badai walau kadang sayapnya basah oleh hujan dan terpaan ombak. Aku mengagumi
camar kecilku, aku kagum dengan kepakan sayapnya yang indah, aku terpesona
dengan tingkahnya yang anggun, aku salut dengan perjuangannya bersaing dan
bertahan hidup. Mungkin elang lebih gagah, tapi aku tak suka keganasannya. Mungkin
merpati lebih jinak, tapi dia kurang mandiri. Mungkin murai kicaunya lebih
merdu, tapi aku tak suka tingkahnya yang angkuh.
Camar kecilku. Walau bulunya tak seindah merak, tapi putih
bulunya meneduhkan pandanganku. Camar kecilku. Walau dia tak secerdas beo tapi
tingkahnya menarik hatiku. Camarku pendiam, tapi pada waktunya dia bisa berteriak dengan kencang. Malam itu kulihat dia terbang menukik, lelah mencari
dahan untuk kakinya berpijak. Telah lama dia terbang di atas deburan ombak. Kupanggil dia,
wahai dara laut. Kemarilah..
Hinggaplah di hatiku jika kamu lelah..
Camarku, Aku rindu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar