Jumat, 06 September 2013

Camar Kecil



Aku mengagumi camar kecilku, walau dia tidak bisa berkicau dengan merdu, aku suka melihat kerja kerasnya, bersaing dengan para elang, menembus badai walau kadang sayapnya basah oleh hujan dan terpaan ombak. Aku mengagumi camar kecilku, aku kagum dengan kepakan sayapnya yang indah, aku terpesona dengan tingkahnya yang anggun, aku salut dengan perjuangannya bersaing dan bertahan hidup. Mungkin elang lebih gagah, tapi aku tak suka keganasannya. Mungkin merpati lebih jinak, tapi dia kurang mandiri. Mungkin murai kicaunya lebih merdu, tapi aku tak suka tingkahnya yang angkuh.

Camar kecilku. Walau bulunya tak seindah merak, tapi putih bulunya meneduhkan pandanganku. Camar kecilku. Walau dia tak secerdas beo tapi tingkahnya menarik hatiku. Camarku pendiam, tapi pada waktunya dia bisa berteriak dengan kencang. Malam itu kulihat dia terbang menukik, lelah mencari dahan untuk kakinya berpijak. Telah lama dia  terbang di atas deburan ombak. Kupanggil dia, wahai dara laut. Kemarilah..
Hinggaplah di hatiku jika kamu lelah..

Camarku, Aku rindu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar