Rabu, 14 Agustus 2013

Rindu yang tak Tuntas



Selalu ada kesedihan yang mengiringi kebahagiaan, Selalu ada sendu setelah tawa mereda.. tepat tiga hari setelah kami jadian dia mulai merasakan hal itu
Di dinding facebooknya dia menulis “ I wanna see you now”..
Aku paham aku harus segera menemuinya, memupuk benih cinta yang baru kami tanam bersama. Setelah pulang dari Jakarta minggu pagi, Siang harinya aku langsung berangkat menemuinya ke Surabaya. Kupangkas inchi demi inchi jarak yang memisahkan. Tak kuhiraukan lagi rasa kantuk yang menggelantung di mata. Ku abaikan rasa lelah di badan akibat 12 jam diangkut kereta. Kupacu motorku di bawah terik matahari jalanan Lamongan-Surabaya. Tepat sebelum adzan ashar berkumandang aku tiba di depan kosnya.

Dia menemuiku dengan langkah kecilnya yang riang. Disembunyikannya raut wajah senang dalam senyum yang dikulum sopan. Kami mulai berbincang, perlahan kami usir JAIM dalam diri kami agar tak ada lagi rasa segan. Kukembangkan senyumku, kucoba mengatur kembali irama jantungku yang berdetak lebih cepat. Diam diam kupandangi wajahnya. Kuperhatikan dengan seksama bulu matanya yang lentik dan panjang. Sepasang daun telinganya dibiarkan alami tanpa anting. Bola matanya yang coklat dengan teduh menatapku. Belum puas kami berbincang, suara adzan ashar telah mengalun.
 “kamu sholat ashar dulu gich, aku tak mandi dulu, sholat, trus kita jalan” Pintanya..
Aku hanya menurut.. aku pergi sholat di masjid belakang kosnya, sementara dia kembali masuk ke dalam kosannya..
Setelah kami sama-sama siap, kami berboncengan berkeliling kampus tercinta, kampusku sepi.. merana ditinggal penghuninya mudik ke kampung halamannya masing-masing.
“Mau buka bersama dimana nich?  tanya ku
Terserah kamu aja dech.. kemanapun gak papa asal sama kamu..” jawabnya mulai berani merayu
Ke kampung steak gimana?
Ok..”
Kulajukan motorku ke arah bratang, jalanan Surabaya begitu lenggang dan nyaman, berbeda dengan jalanan ibu kota yang penuh sesak macet. Tak sampai 15 menit kami sudah sampai di kampoeng steak bratang. Masih satu jam lagi waktu berbuka. Kami gunakan waktu tersebut untuk saling bercerita, aku cerita tentang aktivitasku di Jakarta, sedangkan dia bercerita tentang study S2 nya. Sesekali kami saling berbagi rayuan dan saling olok dalam canda. Obrolan ringan tersebut tetap kami selingi dengan diskusi tentang devinisi masa depan dan kebahagiaan. Aku utarakan keseriusanku dengan hubungan ini, dan dia utarakan sanggup menunggu kapan orang tuaku datang memintanya.

Waktu bukapun tiba, kami berbuka puasa sambil bercanda. Itu adalah satu-satunya kesempatan berbuka puasa bersama di Romadhan kali ini. Esok hari ia harus mudik. Tak lama berselang hidanganku sudah tandas, sementara dia masih belum menghabiskan separuh makanannya. Aku tau dari raut wajahnya ia tidak berselera dengan menu makanan yang kami pesan, tapi demi menjaga perasaannku dia rela berbohong bahwa dia menyukainya. Setelah berbuka dan sholat magrib kami lanjutkan acara kencan pertama kami ke Mall royal, dia ingin foto box, sementara aku ingin mengajaknya nonton film wolverine. Mall sesak, parkir motor penuh. Sambil menunggu bioskop buka, kami langsung menuju tempat foto box. Setelah mengantri sekian menit kamipun berfoto. Layaknya orang yang baru kenal, kami sangat canggung dalam bergaya. Kebanyakan dari foto yang kami jepret dihapus ulang dan mencoba lagi bergaya. Ahirnya dari waktu yang disediakan, kami hanya menyelesaikan 15 photo dari 16 jatah yang diberikan. Benar benar konyol.

Selesai berfoto kamipun nonton, di dalam bioskop dia merangkul erat tangan kananku, sementara kepalanya disenderkan di pundakku. Tanganku membelai jemari tangannya yang mungil. Konsentrasiku terpecah antara menikmati jalannya cerita film atau menikmati hangat pelukannya. Kami lebih banyak diam, sibuk menikmati pikiran kami masing-masing. Kubiarkan dia lebih erat memeluk tanganku. Aku tau dia sedang mencoba mengangsurkan rindu. Hal yang saat itu juga sedang aku lakukan. Malam semakin dalam, aku mengantarkannya pulang ke kos jam setengah 12 malam. Setelah dia masuk kos, aku baru beranjak pergi menumpang tidur di kos salah satu adik kelas.

Aku tak mau buang buang waktu, pagi pagi aku kembali menemuinya di kosnya. Aku memintanya menemaniku belanja di sakinah, supermarket faforitku ketika masih menjadi mahasiswa. Setelah berbelanja kami kembali ke kosnya, duduk bersama sambil terus bercerita, cerita yang sama kami ulang tanpa bosan. Hal tolol yang lumrah dilakukan oleh manusia yang lagi kasmaran. Aku puaskan memandang wajahnya, kunikmati setiap canda dan senyumnya. Dan waktu itupun tiba, dia harus pulang ke kampung halamannya, kedua orang tuanya telah menunggu di tanah kelahirannya. Aku mengantarkannya ke setasiun gubeng. Sebelum dia masuk kereta kami berjanji akan saling menjaga hati.

Aku pulang dengan perasaan yang campur aduk, antara senang dan sedih. Sementara rindu di hatiku belum tuntas dan bahkan semakin menjadi-jadi. Aku tahu dia juga merasakan hal yang sama,
Dia selalu menulis kata yang sama dalam pesannya
“I Wish that you were here with me”
Sepenggal lirik lagu long distance dari Bruno Mars.

Sabar sayang, kita akan segera bertemu lagi..
Melanjutkan rindu kita.. ya rindu  yang tak Tuntas.


Jakarta 15-Aug-13

3 komentar: