Kamis, 17 November 2016

Tanah Lot – “keunikan pura dengan setting tengah laut” ~ Bali Part 9









Tanah Lot

 Jika kalian membaca promo paket wisata ke bali, atau baca-baca blog backpacker ke bali. Bisa dipastikan hampir semuanya akan memasukan tanah lot ke dalamnya. Keunikan dan keindahan pemandangan di tanah lot memang sangat rugi jika di lewatkan. Di tambah lagi dengan akses yang mudah dan tiket masuk yang murah.

Siapa yang rela melewatkan, suasana semilir khas pantai lengkap dengan tempat makan dan pusat oleh-oleh dengan view yang menawan. Daya tarik utama tanah lot memang bangunan pura di atas bongkahan tebing yang ketika air pasang menjadikan tebing tersebut berada di tengah laut sehingga pengunjung tidak bisa masuk ke pura.





Selain itu juga ada tebing menjorok ke laut yang bagian bawahnya bolong, kita juga melihat ular suci yang ada di bawah tebing di  seberang pura tanah lot. Lebih tepatnya sebelum kita menyebrang masuk ke pura , posisinya berada di bawah tebing, ada semacam gua dangkal yang agak tersembunyi, namun ada papan penunjuk dan kerumunan orang sehingga memudahkan kita menjumpainya.

Di tanah lot juga kita juga bisa melihat beberapa bangunan ibadah dengan etnik unik khas bali, Ada juga restoran dan café di atas tebing yang langsung menghadap laut, cocok sekali buat pasangan yang menginginkan suasana romantis ketika wisata. kita juga bisa berbelanja atau sekedar melihat-lihat di toko souvenir dan pusat oleh-oleh yang lengkap.






Tiket masuk ke tanah lot relative murah, kami hanya membayar 10.000 per orang ditambah biaya parker motor 2.000. untuk teman-teman yang memiliki keleluasaan waktu di bali, sebaiknya mengunjungi tanah lot di sore hari, beberapa blog dan wetsite menyebutkan kalau pemandangan sunsite dengan siluet pura di tanah lot sangat indah. Sayangnya saat itu kami berkunjung pada siang hari karena pertimbangan utama kami adalah rute. Kami berharap saat sore sudah sampai di kuta.

Sejarah tanah lot (sumber: anekatempatwisata)
Tanah Lot berasal dari dua kata yaitu ‘tanah’ yang berarti pulau dan ‘lot’ yang berarti laut. Jika digabungkan, keduanya memiliki arti ‘pulau yang berada di tengah laut’. Selain dari asal usul nama, tempat wisata ini juga memiliki cerita atau legenda yang dipercaya sebagai awal mula berdirinya Pura Tanah Lot.
Dahulu, ada seorang penyebar ajaran Hindu dari Jawa yang bernama Danghyang Nirartha dan mengembara ke tanah Bali. Ia berhasil menguatkan kepercayaan penduduk setempat, namun seorang penguasa desa yang bernama Bendesa Beraban tak menyukai kehadiran Nirartha.

Beraban dan pengikutnya berusaha mengusir Nirartha. Oleh Nirartha, keinginannya akan dipenuhi, namun terlebih dahulu ia memindahkan sebongkah batu raksasa ke tengah pantai. Di sana, Nirartha melanjutkan semedinya. Ia juga melemparkan selendang yang dipakainya ke tengah laut. Selendang itu kemudian berubah menjadi ular hitam berbelang kuning dengan ekor pipih yang bertugas menjaga tempatnya bersemedi. Ular tersebut masih bisa dilihat di Tanah Lot sampai sekarang.

Melihat kemampuan Nirartha yang luar biasa, Beraban mersa kagum. Konon, Beraban mengurungkan niatnya mengusir Nirartha dan berbalik menjadi pengikutnya. Kemudian dibangunlah dua buah pura untuk tempat ibadah warga desa, satu pura di atas bongkahan batu yang dipindahkan ke tengah pantai, satu pura lagi di ujung tebing yang menjorok ke laut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar