Jakarta malam ini
diguyur hujan deras. Mungkin para sejoli yang mau keluar mengisi weekend memaki
langit yang mengguyur malam tanpa memperdulikan schedule kencan mereka. Malam
ini pun aku ada agenda untuk nongkrong minum kopi bareng najikh dan febry di angkringan dekat kosku, dan karena hujan pulalah agenda
itu harus sedikit diundur sampai langit selesai menunaikan hajatnya. Sekitar pukul
8 malam najikh telepon bahwa rencana nongkrong diubah menjadi jalan-jalan ke
bandung. Setelah proposal jalan-jalan di approve oleh istri , tanpa pikir
panjang aku langsung ikut najikh dan febry untuk capcus ke bandung.
Sebenarnya kami
berulang kali merencanakan pergi ke bandung bersama, namun karena alasan
kesibukan dan pekerjaan, rencana kami selalu gagal terlaksana. Ahirnya rencana
dadakan seperti inilah yang membuat kami liburan bersama. Efek hujan tidak
membuat jakarta kedinginan, pasangan muda-mudi masih lalu lalang berangkat
pergi berkencan. Apalagi bulan dan bintang sudah kembali ke formasi mereka
semula, menghiasi langit di atas padatnya hutan beton jakarta.
Febry duduk di jok
depan menemani najikh nyetir agar tidak ngantuk, sementara aku duduk di tengah
sambil istirahat dan terus mengulum doa agar malam itu tidak mabuk kendaraan.
Jam satu malam kami tiba di depan kos abror, berulang kali najikh menelpon tapi
abror tidak mengangkat. Pasti dia udah molor, mungkin kelamaan nunggu kami.
Ahirnya aku coba hubungi ucup, alhamdulillah dia bangun dan membukakan pagar
kosnya. Mungkin kalo 5menit aja dia telat mengangkat telepon kami sudah pergi
ke pom bensin mengantar febry yang tiba-tiba perutnya terasa mules.
Ternyata benar
abror ketiduran karena terlalu lama menunggu kami. Ahirnya kami pun istirahat.
Pagi harinya selepas sarapan kami
merencanakan agenda pagi ini mau kemana. Febry dan najikh mau ke kawah putih,
aku yang dua bulan lalu sudah pernah ke sana memutuskan untuk ke rumah saudara
saja. Rencananya mereka akan mengantarku ke rumah saudaraku, trus aku nginep di
sana sementara mereka akan meneruskan perjalanan ke kawah putih. Namun rencana
berubah total. karena kecapekan, najikh tidur sampai jam setengah dua belas siang.
Tengah hari itu
kami langsung berangkat ke kawah putih baru kemudian mengantarkanku ke rumah
saudara. Dan berikut profil peserta
jalan-jalan tersebut lengkap dengan tugasnya
hasil selfie |
Dari kiri berbaju
putih, Najikh, teman satu angkatan saat kuliah, cucu seorang ulama besar di
mojokerto jawa timur, pecandu berat rokok dan kopi. Hoby main PS, arek
mojokerto yang satu ini sulit ditebak cara berpikirnya, selalu merasa kesepian di kos dan
kalo penyakit galaunya kambuh aku yang sering jadi korban menjadi patner ngopi
dan curcolnya. Saat ini bekerja sebagai Seles engineer di perusahaan penyedia
alat-alat konstruksi asal jerman. Dalam kesempatan kali ini dia mendapatkan
tugas sebagai Sopir cadangan.
Kedua dari kiri
Abror, cowok bertubuh mungil ini dulunya adalah adik kelas waktu menempuh studi
di fisika ITS, saat ini dia sedang melanjutkan study di teknik perminyakan ITB.
Penggemar Manchester
United ini sedang galau abis karena prestasi tim kesayangannya anjlok. Bahkan
di musim ini belum pernah mencicipi manisnya kemenangan. Sory bro sepertinya
musim ini M.U belum bisa menyaingi Chelsea. Dan Abror mendapatkan tugas sebagai
Navigator Utama sekaligus merangkap menjadi Photografer 2.
Yang paling depan
berkemeja kotak-kotak, Febry. Rekan seangkatan saat kuliah, patner joging di
senayan, penghobi naik gunung yang saat ini lagi bekerja sebagai engineer
lumpur di perusahaan bidang oil & gas asal Amerika. Pria asal babat lamongan
ini sounding-sounding nya disukai banyak cewek, namun sampai saat ini beliau
masih saja galau menentukan calon ibu dari anak-anaknya. Berhubung si doski
hobi photography maka tugas menjadi juru foto utama sepakat kami embankan
padanya. Selain itu tugas tambahan febry adalah Navigator 2.
Yang paling kanan
berkaos abu-abu, Yusuf, nama tenarnya ucup, Hoby travelling, bukan hanya wisata
dalam negeri, destinasi wisata luar negri juga telah banyak ia jelajahi. Kalau
ada liburan plus tiket promo. Pasti dia sudah ngacir plesiran kemana-mana. Ucup
ini adik kelas saat SMA di Lamongan dan saat kuliah di fisika ITS, saat ini dia
melanjutkan belajar computer scient di paska sarjana ITB. Tugas ucup kali ini
lumayan berat, menjadi juru mudi utama dan photografer 3.
Dan aku sendiri fariz,
cowok, pendiam, pemalu, baik hati dan tidak sombong mendapatkan tugas
istirahat. Hehehehe.. tugas tambahan menjadi imam sholat saat jamaah. Sebenarnya tugas sebagai imam lebih pantas di jabat oleh ustad Najikh
atau da’i abror. Namun karena akulah satu-satua pria yang telah melepas masa
lajang, maka aku mendapat amanat untuk mengimami mereka. Katanya ibadah orang
yang sudah menikah lebih utama disbanding para bujangan dan bujangwati.
Perjalanan dimulai,
mobil avansa putih yang kami naiki perlahan menerobos padatnya lalu lintas di
kawasan dago. Aku menikmati setiap jengkal sudut kota yang dulu pernah menjadi
lautan api, kota bandung pernah sengaja dibakar oleh pejuang karena tidak rela
kota mereka diduduki lagi dan
dijadikan markas strategis oleh penjajah. Ucup dengan
lihai menyetir didepan sementara dengan cekatan abror memberikan arahan jalan
mana yang harus kami lalui, sesekali febry menimpali memberikan pendapat jalan
mana yang akan dipilih. Najik menikmati asap di jok paling belakang, dia
satu-satunya orang di rombongan ini yang tidak percaya dengan ancaman yang
tercantum di bungkus rokok.
Sekitar pukul dua siang kami memutuskan istirahat, mengisi perut dan
sholat dzuhur menjadi agenda utama kami. Mobil diparkir di masjid besar
ciwidey, sementara kami jalan kaki mencari tempat makan yang nyaman. Ada hal
yang unik di bandung, masjid di kecamatan biasanya berdampingan dengan lapangan
bola. Masyarakat bandung umumnya menyebut masjid-masjid tersebut masjid agung
atau masjid besar. Sementara lapangan di sebelahnya mereka sebut alun-alun.
Perut yang lapar menjadikan makanan yang kami pesan dalam sekejap
tandas. Nasi timbel, ayam bakar dan jeruk hangat yang aku pesan cukup efektif
membungkam perutku yang dari tadi protes minta makan. Sejak menikah nafsu
makanku memang melonjak jauh. Mungkin karena itu juga saat ini berat badanku
naik terus. Bahkan jika dibandingkan dengan awal ketika lulus kuliah, saat ini
berat badanku bertambah 11kg. dan dengan berat hati aku harus bilang good by
pada perut six pack ku. :’(
nyantai dulu ngisi perut |
Tak tersasa jam sudah menunjukan pukul setengah tiga, acara leyeh-leyeh
pun harus segera kami ahiri, buru-buru kami kembali ke masjid untuk melakukan
kewajiban sholat dzuhur. Selepas sholat perjalanan dilanjutkan, track yang kan
kami lalui memiliki karakteristik menanjak dan berkelok, jalan seluas tak lebih
dari empat meter ini harus dilalui mobil dari dua arah. Ketika berpapasan
dengan mobil-mobil gedhe otomatis kami harus berhenti atau paling tidak
memperlambat laju mobil. Untungnya ucup sejauh ini sangat baik menjalankan
tugasnya. Berulangkali estimasi waktu tempuh yang di maklumatkan abror meleset.
Macet menyebabkan kecepatan mobil yang kami naiki tidak dapat diprediksi. Ahirnya
rumus t=s/v sulit sekali dia
aplikasikan.
Sekitar setengah empat sore kami tiba di kawah putih, penjual masker
segera mengerubuti kami menawarkan dagangannya. Sore itu bau belerang tidak
begitu menyengat sehingga kami berlima tidak ada yang membeli masker. Kami sangat
beruntung, saat itu rombongan orchestra serta pertunjukan angklung sedang
tampil di sana. Kamipun diberi kesempatan untuk memainkan music traditional
khas jawa barat tersebut. Bapak-bapak, ibu-ibu, akang, teteh, dan bahkan
anak-anak kecil mengikuti instruksi dari conductor. Tawa meledak, tepuk tangan
membahana, walaupun tidak saling kenal dan tanpa latihan, ternyata kami cukup
kompak memainkan beberapa lagu wajib nasional. Memang acara ini diseponsori
sebagai bentuk peringatan hari kemerdekaan bangsa tercinta.
Mas conductor lagi ngasih aba-aba |
Hampir saja kami lupa, tujuan utama kami adalah menyambangi indahnya
kawah putih. Ahirnya kami terpaksa menyudahi permainan angklung kami, berjalan
menuruni tangga menuju danau dengan air bercampur belerang dan tanahnya yang berwarna
putih. Di sana terdapat hutan mati yang indah. Kami menyusuri beberapa sudut
mencari background foto untuk. Berikut poto-poto
hasil jepretan febri dan abror:
tetep geje |
uteke malik... hwa3 |
Ndrenges |
Dalam kabut |
Ngasooh |
Turun ke kawah |
bukan boy band |
Loncat riang |
sunset |
Putihnya tanah hijaunya hutan |
Tiga fisikawan |
sampai jumpa lagi Kawah putih |
Setelas puas photo kamipun pulang, aku diantar ke rumah saudaraku di
cililin sedangkan mereka kembali ke dago..
ternyata jaket dan celana yang aku pakai sama persis ketika aku kesini bersama istri mei yang lalu
Kesimpulan perjalananku kali ini :
Kawah putih, tempat yang sama dengan kenangan yang berbeda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar