Minggu, 10 Maret 2013

Pinta Mentari

Hai sayang, selamat pagi.
Tak hentinya aku menyayangimu. Ku beri tanda pada ayam dan burung untuk membangunkanmu pagi ini. Aku takut kau terlambat kerja lagi.
 Hai, lipatlah selimutmu. Bangun dan nikmatilah aku pagi ini. Nikmatilah oksigen pagi yang belum bersenggama dengan polusi.
Ouh… ayolah. Kenapa engkau selalu mengutukiku, kau bilang aku datang terlalu cepat? Tidakkah kau sadar kaulah yang tidur terlalu larut karna sibuk bercumbu dengan kekasihmu.

Ach…. Kau selalu seperti ini, selalu menyalahkanku. Katamu aku tak selembut kekasihmu. Aku terlalu kasar padamu, menyengatmu, membuatmu gerah, berkeringat dan suka menampar kulitmu.
Kau juga selalu membandingkanku dengan teman-temanku. Kau bilang aku tak setampan mereka, ganteng berkilau dan santun.
Memang dalam diamku kuakui semua yang kau katakan itu benar. Aku memang sangat kasar siang ini. Kelakuanku tak teduh. Tapi ini bukanlah karena aku marah. Inilah aku. Aku sedang membantu pohon-pohon untuk menyehatkan paru-parumu.

Sayang, aku memang tak pandai menunjukkan kasihsayangku padamu. Aku hanya bisa tersenyum ramah di pagi hari. Aku juga tidak terlalu jelek. Coba sesekali kau lihat baik-baik wajahku ketika aku datang dan ketika akan pulang. Banyak teman-temanmu yang selalu mengagumiku. Tapi kau tak pernah ada waktu ketika aku berpamitan. Padahal aku ingin mendaratkan ciuman terahirku sebelum aku pergi. Sebelum engkau kembali bercumbu dengan kekasihmu itu.

Apa hebatnya kekasihmu? Dia hanya 3 malam dalam sebulan benar-benar hadir untukmu. Sementara dilain waktu hanya sebagian dari dirinya yang hadir membelaimu. Bahkan pada malam-malam tertentu dia tak pernah muncul menemuimu.
Kawan-kawanku? Walaupun mereka tampan tapi mereka tak pernah memberikan kehangatan untukmu. Untuk apa kau berselingkuh dengan mereka? Mereka telah mempunyai kekasih-kekasih lain jauh di sana.

Sayang… Cobalah buka matamu.. terimalah cintaku. Bukankah sepanjang hari aku selalu ada untukmu? Atau ketika aku sembunyi selalu kuberi kado pelangi sebagai permintaan maafku? Sayang.. temui aku di timur esok pagi-pagi, akan kutunjukan padamu betapa tanpan wajahku ketika aku datang menemuimu. Betapa hangatnya semangatku kala itu.
Dan kau juga harus tahu. Setiap kali aku pamit. Selalu kulukis langit barat dengan warna jingga. Warna kesukaanmu. Sementara ketika aku telah pergi. Kuijinkan kau kembali bercumbu dengan kekasihmu. Karena asal kau tau. Kekasihmu ada itu karena  bayanganku.

Maafkan aku sayang, aku hanya iri pada bulan dan bintang-bintang yang selalu kau kagumi. Semoga suatu saat nanti kau benar-benar membuka hati.
Pada ku. Ya… Semoga..
Aamiin….


Salam

MENTARI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar