Hai sayang, selamat pagi.
Tak hentinya aku menyayangimu. Ku beri tanda pada
ayam dan burung untuk membangunkanmu pagi ini. Aku takut kau terlambat kerja
lagi.
Hai,
lipatlah selimutmu. Bangun dan nikmatilah aku pagi ini. Nikmatilah oksigen pagi
yang belum bersenggama dengan polusi.
Ouh… ayolah. Kenapa engkau selalu mengutukiku, kau
bilang aku datang terlalu cepat? Tidakkah kau sadar kaulah yang tidur terlalu
larut karna sibuk bercumbu dengan kekasihmu.
Ach…. Kau selalu seperti ini, selalu menyalahkanku.
Katamu aku tak selembut kekasihmu. Aku terlalu kasar padamu, menyengatmu,
membuatmu gerah, berkeringat dan suka menampar kulitmu.
Kau juga selalu membandingkanku dengan
teman-temanku. Kau bilang aku tak setampan mereka, ganteng berkilau dan santun.
Memang dalam diamku kuakui semua yang kau katakan
itu benar. Aku memang sangat kasar siang ini. Kelakuanku tak teduh. Tapi ini
bukanlah karena aku marah. Inilah aku. Aku sedang membantu pohon-pohon untuk
menyehatkan paru-parumu.
Sayang, aku memang tak pandai menunjukkan kasihsayangku
padamu. Aku hanya bisa tersenyum ramah di pagi hari. Aku juga tidak terlalu
jelek. Coba sesekali kau lihat baik-baik wajahku ketika aku datang dan ketika
akan pulang. Banyak teman-temanmu yang selalu mengagumiku. Tapi kau tak pernah
ada waktu ketika aku berpamitan. Padahal aku ingin mendaratkan ciuman terahirku
sebelum aku pergi. Sebelum engkau kembali bercumbu dengan kekasihmu itu.
Apa hebatnya kekasihmu? Dia hanya 3 malam dalam
sebulan benar-benar hadir untukmu. Sementara dilain waktu hanya sebagian dari
dirinya yang hadir membelaimu. Bahkan pada malam-malam tertentu dia tak pernah
muncul menemuimu.
Kawan-kawanku? Walaupun mereka tampan tapi mereka
tak pernah memberikan kehangatan untukmu. Untuk apa kau berselingkuh dengan
mereka? Mereka telah mempunyai kekasih-kekasih lain jauh di sana.
Sayang… Cobalah buka matamu.. terimalah cintaku.
Bukankah sepanjang hari aku selalu ada untukmu? Atau ketika aku sembunyi selalu
kuberi kado pelangi sebagai permintaan maafku? Sayang.. temui aku di timur esok
pagi-pagi, akan kutunjukan padamu betapa tanpan wajahku ketika aku datang
menemuimu. Betapa hangatnya semangatku kala itu.
Dan kau juga harus tahu. Setiap kali aku pamit.
Selalu kulukis langit barat dengan warna jingga. Warna kesukaanmu. Sementara
ketika aku telah pergi. Kuijinkan kau kembali bercumbu dengan kekasihmu. Karena
asal kau tau. Kekasihmu ada itu karena bayanganku.
Maafkan aku sayang, aku hanya iri pada bulan dan
bintang-bintang yang selalu kau kagumi. Semoga suatu saat nanti kau benar-benar
membuka hati.
Pada ku. Ya… Semoga..
Aamiin….
Salam
MENTARI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar