Siang yang cerah, matahari menyengat dengan kekuatan penuh
saat aku berjalan-jalan mengelilingi MONAS. Teriknya cuaca siang itu membuat
keringatku tak henti mengucur. Siang itu Monumen nasional cukup ramai
dikunjungi masyarakat. Karna antrian yang begitu panjang untuk masuk dan naik
ke atas tugu monas, terpaksa rencanaku untuk naik ke atas monas ku batalkan. Ketika
pandanganku terarah ke masjid Istiqlal, aku baru tersadar bahwa selama kurang
lebih satu setengah tahun di Jakarta aku belum pernah menyempatkan diri mengunjungi masjid tersebut.
Aku putuskan untuk berjalan kaki dari MONAS ke Masjid
Istiqlal. Ternyata jaraknya tidak begitu jauh. Masjid ini terletak di timur
laut lapangan MONAS. Masjid yang diarsiteki Frederich Silaban ini diprakarsai
pendiriannya oleh presiden Soekarno. Peletakan batu pertama oleh presiden
Soekarno pada tanggal 20 Agustus 1961 sekaligus dijadikan hari pembangunan
masjid ini. Masjid istiqlal terdiri dari lima lantai, memiliki luas bangunan 7 Ha,
Luas tanah 12 Ha, Luas lantai 72.000 m2, Luas atap 21.000 m2 dan mampu
menampung lebih dari 200.000 (dua ratus ribu) jamaah. Nama Istiqlal sendiri
diadopsi dari bahasa arab yang artinya Merdeka. Nama istiqlal dipilih sebagai
rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Anugrah Kemerdekaan
kepada republik tercinta.
Suasana sejuk khas masjid langsung terasa begitu aku sampai
di teras masjid Istiqlal. Sambil menunggu waktu dzuhur, aku duduk-duduk dan
bersantai di teras masjid. Di depan masjid istiqlal ternyata berdiri megah
gereja Kathedral. Hal ini menunjukan betapa sejak dulu kala rasa toleransi
antar umat beragama di Indonesia sangat besar. Dan ternyata arsitek dari masjid
Istiqlal sendiri adalah seorang Kristen protestan. Akhirnya adzan dzuhurpun
berkumandang, segera aku berwudzu dan berbaris di shaf masjid terbesar se asia
tenggara itu. Semoga Ramadhan tahun ini Allah mengizinkan ku beriktikaf di
masjid Istiqlal.
Aamiin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar