Umat islam adalah umat yang terbaik, karena agama
islam adalah agama yang paling sempurna. Cukuplah dengan syariat islam kita
hidup maka kita akan selamat di dunia dan ahirat. Namun saat ini banyak
diantara kita yang minder dengan kebudayaan dan ajaran islam, bahkan mencontoh
tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang-orang kafir. Sebagai contoh perayaan
tahun baru masehi dan valentine. Hal tersebut tidak ada sama sekali syariatnya
dari rosul. Sebagai umat muslim kita harus memiliki cirri khas yang menjadikan
kita berbeda dari kaum-kaum yang lain. Dalam hal ibadahpun kita harus yang
terbaik melebihi agama yang lain. Seperti yang dicontohkan rosulullah.
Pada suatu hari rosulullah sedang melintasi kaum
yahudi, mereka berpuasa pada tanggal 10muharam, lalu nabi bertanya. Sedang
puasa apakah mereka, orang yahudi bilang mereka sedang berpuasa untuk
mensyukuri selamatnya nabi musa dari kejaran raja firaun dan tenggelamnya
firaun dilaut. Maka nabi berkata, jika nabi diberi kesempatan untuk berjumpa
dengan tanggal 10muharam di tahun depannya maka nabi akan melakukan puasa pada
tanggal 10 muharam dan ditambah pada tanggal 9 muharam sebagai pembeda dari
orang yahudi dan sebagai tanda bahwa umat islam adalah umat yang lebih baik.
Begitu juga dengan panggilan untuk ibadah. Adzan
mulai disyariatkan pada tahun kedua Hijriah. Mulanya, pada suatu hari Rosulullah
mengumpulkan para sahabat untuk memusyawarahkan bagaimana cara memberitahu
masuknya waktu salat dam mengajak kaum muslim salat berjamaah. Dalam musyawarah
itu ada beberapa usulan. Ada yang mengusulkan supaya dikibarkan bendera sebagai
tanda waktu salat telah masuk. Ada juga yang member usulagar ditiup trompet
seperti yang biasa dilakukan oleh orang Yahudi. Ada lagi yang mengusulkan
supaya dibunyikan lonceng seperti yang biasa dilakukan oleh orang Nasrani. ada
seorang sahabat yang menyarankan bahwa manakala waktu salat tiba, maka segera
dinyalakan api pada tempat yang tinggi dimana orang-orang bisa dengan mudah
melihat ketempat itu, atau setidak-tidaknya bisa melihat asap yang mengepuldari
jauh.
Semua
usulan yang diajukan itu ditolak oleh Rosul, kemudian nabi memberikan uslafal
itu dengan assalatu jami’ah (marilah salat berjamaah). (KYP3095) Lantas, ada
usul dari Umar bin Khattab jikalau ditunjuk seseorang yang bertindak sebagai
pemanggil kaum Muslim untuk salat pada setiap masuknya waktu salat. Kemudian
saran ini agaknya bisa diterima oleh semua orang dan Nabi Muhammad SAW juga
menyetujuinya.
Ketika cara memanggil kaum muslimin untuk salat
dimusyawarahkan, suatu malam dalam tidurnya Abdullah bin Zaid bermimpi. Dia
melihat ada seseorang sedang menenteng sebuah lonceng. Lonceng tersebut sangat
bagus, kemudian Abdullah bin Zaid mendekati orang itu dan bertanya kepadanya
apakah ia ada maksud hendak menjual lonceng itu. Jika memang begitu Abdullah
bin Zaid memintanya untuk menjual kepadanya saja. Orang tersebut malah
bertanya, Untuk apa? Abdullah bin Zaid menjawabnya, Bahwa dengan membunyikan
lonceng itu, kami dapat memanggil kaum muslim untuk menunaikan salat. Orang itu
berkata lagi, Maukah kau kuajari cara yang lebih baik? Dan Abdullah bin Zaid
menjawab Ya! Lalu dia berkata lagi dan kali ini dengan suara yang amat lantang:
Ketika esoknya Abdullah bin Zaid bangun, Dia
menemui Nabi Muhammad.SAW, dan menceritakan perihal mimpinya, kemudian Nabi
Muhammad. SAW, berkata, Itu mimpi yang sebetulnya nyata. Berdirilah disamping
Bilal dan ajarilah dia bagaimana mengucapkan kalimat itu. Dia harus
mengumandangkan adzan seperti itu dan dia memiliki suara yang amat lantang. Lalu
Abdullah bin Zaid pun melakukan hal itu bersama Bilal. Rupanya, mimpi serupa
dialami pula oleh Umar ia juga menceritakannya kepada Nabi Muhammad, SAW.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar