Senja Pantai Kartini
Ketika kami tiba dipantai kartini,
alam telah mengecat langit menjadi jingga keemasan. Laut memantulkan senja
dengan sempurna, cakrawala seolah membaginya sama rata. Perahu nelayan memantul mantul menyusuri
pantai menggendong wisatawan hingga punggungnya penuh. Dari jauh terlihat camar
terbang meliuk liuk berburu ikan. Pemandangan sore itu sungguh indah. Ini
adalah senja terindah yang pernah kulihat dalam hidupku.
Tersenyum Bersamanya |
Narsis di Pantai Kartini |
Kami berlima sibuk mengabadikan momen indah
itu kedalam kamera. Sore yang romantis itu terasa sejuk ditiup angin yang
semilir. Aku berulangkali kembali menatap linda. Dia seolah tidak lepas
mengekspresikan kegembiraannya, tawanya seolah dikulum, sifatnya sungguh sangat
jaim. Ah... seandainya gak ada aku mungkin linda akan merasa lebih leluasa
mengekspresikan dirinya.
Linda yang kulihat sore itu tidak
seperti linda yang kulihat biasanya sewaktu masih kuliah. Dia lebih hemat
bicara dan membatasi senyumnya. Apakah dia tidak menikmati liburan ini?
Sebelumnya dia memang bercerita kalo sebenarnya dia ingin ke karimunjawaanya
bareng sama mas tris, mbak fina, dan miftah. Mereka menjelang keberangkatan memutuskan batal ikut
karena ada persyaratan wisuda yang belum selesai, baik toefl atau yang lain.
Sedangkan liburan ini terpaksa Linda ikuti hanya karena aku sudah terlanjur
mengambil cuti dari kantor. Linda merasa gak enak kalau harus membatalkan
liburan ini. Mungkin karena alasan itu dia kurang menikmati liburan ini.
Apalagi ditambah tragedi tertundanya kebrangkatan kapal kami.
Ketika malam tiba kami putuskan untuk
makan malam di salah satu seafood dekat pantai. Kami menyantap dengan lahap
cumi dan ikan bakar yang kami pesan saat itu, tidak perlu waktu lama untu
menandaskan makanan-makanan itu. Seperti biasa linda selalu makan dalam porsi
yang sangat sedikit, berulang kali aku aku menyuruh dia nambah tapi selalu dia
tolak. Ach linda... coba kamu makan lebih banyak.. pasti kamu lebih berisi dan
akan terlihat makin cantik.
Setelah makan kami putuskan pergi ke
home stay yang kami sewa. Home stay super murah hasil akal-akalanku nawar ke
ibu yang punya rumah. Kami menyewa satu kamar untuk linda dan gaby, sementara
kami yang cowok bakal menghabiskan malam yang dingin di ruang tivi. Hitungannya
untuk sewa satu kamar kami membayar 80ribu, sementara yang nglesot di ruang tivi
ditarif 15 ribu perorang. Jadi kami bayar 125ribu. Dibagi 5 orang masing masing
cukup membayar 25ribu aja. Ya... setidaknya udah mirip backpacker. Serba
murah..
Kami bergantian mandi, setelah itu
kami bercanda di ruang tv. Air minum saat itu habis, ahirnya aku menyuruh patar,
ucup dan gaby untuk beli minum.
Beli minumnya yang jauh ya... kataku.
Ahirnya mereka pergi beli minum. Sekarang tinggal ada aku dan linda saja di ruang TV. Hwe3.. Sementara di teras ada
rombongan lain yang sedang rame ngobrol sambil merokok . Aku
senang ahirnya datang juga kesempatan hanya berdua. Waktu ini sudah aku kunggu
dari tadi. Kami berbagi cerita dan saling mengikis rindu. Rasanya baru sebentar waktu yang aku
habiskan berdua bersama linda malam itu, tiba tiba tiga adik kelasku sudah balik dari
tugas membeli air minum
Lho cek cepete, lak tak kongkon sing
adoh pol c...
Iki lho wes adoh mas.. tak tinggal
jalan jalan karo arek-arek pisan iki mau.
Memang sih udah hampir sejam mereka
tadi beli minuman, sekaligus memberi kesempatan buat kami untuk melepas rindu..
keong-keong yang pinter,,,....
Suasana Malam Pantai Kartini |
Di luar gelap sudah menyelimuti kota
jepara.. angin darat sudah berputar haluan menjadi angin laut. Camar-camar
telah pulang kesarang masing-masing... sementara malam itu bulan hampir bulat
sempurna. Jutaan bintang menempati posisi masing-masing menyalakan redup
sinarnya untuk menghias pantai kartini. Kami berlima tidur.. tak sabar rasanya
menunggu pagi untuk segera menyebrang dan menginjakan kaki di daratan pulau
karimunjawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar