Purnama Cemburu
Purnama |
Melihat bulan yang bulat sempurna,
bintang gemerlap bagai pantat kunang, angin membelai lembut menularkan sedikit
dingin di kulit, beralas terpal biru lusuh di bawah lampu kuning yang temaram
di pulau karimunjawa ini kunikmati kebersamaan yang ditenggat waktu.
Aku nikmati wajah linda yang mengagumi indahnya bulan malam itu. Dia tak sadar bahwa wajahnya lebih indah dari purnama, rambutnya lebih gelap dari malam, dan senyumnya lebih menarik dari bintang. Semangkok indomie menemani kami duduk lesehan di lapangan bola yang tak karuan bentuknya. Dari segi bentuk dan ukuran lapangan bola ini sungguh jauh dari standard. Mungkin perwakilan FIFA akan terpingkal melihat lapangan bola berbentuk Trapesium ini.
Aku nikmati wajah linda yang mengagumi indahnya bulan malam itu. Dia tak sadar bahwa wajahnya lebih indah dari purnama, rambutnya lebih gelap dari malam, dan senyumnya lebih menarik dari bintang. Semangkok indomie menemani kami duduk lesehan di lapangan bola yang tak karuan bentuknya. Dari segi bentuk dan ukuran lapangan bola ini sungguh jauh dari standard. Mungkin perwakilan FIFA akan terpingkal melihat lapangan bola berbentuk Trapesium ini.
Hatiku diguyur air terjun kebahagiaan.
Deras, mengalir tanpa henti. Bintang mengerlip berulang kali menggoda.
Berharapa aku mendongak mengikuti puluhan pasang mata pengunjung pulau jepara
malam itu. Namun aku tetap tak palingkan mataku dari wajah kekasihku. Purnama
pun cemburu. Pesonanya kalah oleh cewek kecil bermata indah di sampingku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar