Senin, 02 November 2015

Karimun Jawa Part 5



MAKAM JOKO TUWO

Selepas mengisi perut petualangan kami di pulau karimun jawa dimulai. Bukit joko tuwo. Puncak tertinggi pulau karimunjawa. Kami melangkah melewati pemukiman penduduk yang sangat timpang. Sebagian rumah hanya berdinding kayu dengan cat yang sudah kusam, dan sebagian lagi berdinding tembok dengan cat yang sangat kinclong. Sebagian besar masyarakat pulau karimun jawa mencari rupiah dengan menyewakan rumah mereka sebagai homestay untuk wisatawan, menjadi guide, menyewakan perahu atau peralatan snorkling sampai menjual berbagai macam oleh-oleh khas wisata karimunjawa.
Sedangkan sebagian penduduk masih bertahan dengan mata pencarian nelayan. Ya.. mata pencarian khas warga kepulauan.
 
Suasana Makan Sebelum Petualangan

Jalannya lumayan menanjak walaupun tidak terjal. Bukit ini bertanah cadas. Aku terengap-engap kehabisan napas mengimbangi langkah linda.ternyata walaupun tubuhnya kecil, gadisku sangat kuat mendaki. Sementara aku yang terbiasa tiap hari hanya duduk menatap komputer di kantor sudah mulai megap megap kaya ikan lohan kekurangan H2O. Linda memperlambat langkahnya untuk mengimbangi langkahku yang kian lama kian pelan. Ahirnya kami bisa berdua lagi. Berjalan berdampingan di alam nan asri. matahari sore yang hangat menambah romantisme sore itu. Nyanyian daun yang saling bergesekan dibelai angin pulau menghasilkan nada bagai orkrestra karya mozart.

 
Gerbang menuju Bukit Joko Tuo
Ahirnya kami tiba juga di atas bukit. Menikmati langit yang kian lama kian jingga. Matahari pamit ke peraduanya. Dari atas bukit dapat kami lihat jajaran pulau-pulau kecil dan laut yang luas seolah tanpa batas. Itu pulau menjangan kecil besok kita akan berenang bersama hiu di sana, itu pulau menjangan besar spot snorkling kita besok. Yang itu pulau cemara kecil. Dan yang sana pulau bl bla bla.. jelas rendi penuh semangat. Dia sudah berulang kali ke karimun jawa. Dia merupakan pemilik travel yang mengantar kami ke sini. Mahasiswa asal lamongan itu sangat gemar traveling. Tentu saja dia sangat menikmati jalan-jalan ini. Jalan jalan sekaligus mendapatkan uang dari usaha travelingnya ini.

Rumah penduduk dilihat dari atas bukit

Birunya laut hijaunya pulau

menikmati panorama

Kerangka Ikan Joko Tuwo

Langit Malam Karimun jawa


Langit kian hitam, gelap mulai menyapa kami. Angin mengguyurkan dingin di kulit kami.  Sayup adzan magrib mulai menggema. Menyeru seluruh penjuru karimun jawa untuk menunaikan kewajiban kepada Tuhannya. Kami pun segera turun dari bukit joko tuwo. Dan ternyata di bawah sebuah gubuk terdapat kerangka ikan yang sangat besar. Mungkin panjangnya sekitar 4 sampai 5 meter dengan lebar mencapai 1,5 meter. Ikan itu adalah ikan joko tuwo. Bukit ini dinamai bukit joko tuwo karena ada rangka ikan ini. Bukan karena ada makan perjaka tua seperti yang aku bayangkan sebelumnya.

 
Matahari mulai pamit
Setelah tiba di homestay teman teman pada rebutan mandi. Sementara aku yang sudah mandi tadi sore tertawa cekikikan mengetahui cewek-cewek mandi tiga orang bersamaan. Tak bisa kubayangkan bagaimana mereka saling memandangi tubuh bugil teman-temannya. Waaa.....h.. L. Sementara linda begitu sabar menunggu antrian. Rela berulang kali antriannya disrobot orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar