MAKAM JOKO TUWO
Selepas mengisi
perut petualangan kami di pulau karimun jawa dimulai. Bukit joko tuwo. Puncak
tertinggi pulau karimunjawa. Kami melangkah melewati pemukiman penduduk yang
sangat timpang. Sebagian rumah hanya berdinding kayu dengan cat yang sudah
kusam, dan sebagian lagi berdinding tembok dengan cat yang sangat kinclong.
Sebagian besar masyarakat pulau karimun jawa mencari rupiah dengan menyewakan
rumah mereka sebagai homestay untuk wisatawan, menjadi guide, menyewakan perahu
atau peralatan snorkling sampai menjual berbagai macam oleh-oleh khas wisata
karimunjawa.
Sedangkan sebagian penduduk masih bertahan dengan mata pencarian nelayan. Ya.. mata pencarian khas warga kepulauan.
Sedangkan sebagian penduduk masih bertahan dengan mata pencarian nelayan. Ya.. mata pencarian khas warga kepulauan.
Jalannya lumayan
menanjak walaupun tidak terjal. Bukit ini bertanah cadas. Aku terengap-engap
kehabisan napas mengimbangi langkah linda.ternyata walaupun tubuhnya kecil,
gadisku sangat kuat mendaki. Sementara aku yang terbiasa tiap hari hanya duduk
menatap komputer di kantor sudah mulai megap megap kaya ikan lohan kekurangan
H2O. Linda memperlambat langkahnya untuk mengimbangi langkahku yang kian lama
kian pelan. Ahirnya kami bisa berdua lagi. Berjalan berdampingan di alam nan
asri. matahari sore yang hangat menambah romantisme sore itu. Nyanyian daun
yang saling bergesekan dibelai angin pulau menghasilkan nada bagai orkrestra
karya mozart.
Ahirnya kami tiba
juga di atas bukit. Menikmati langit yang kian lama kian jingga. Matahari pamit
ke peraduanya. Dari atas bukit dapat kami lihat jajaran pulau-pulau kecil dan
laut yang luas seolah tanpa batas. Itu pulau menjangan kecil besok kita akan
berenang bersama hiu di sana, itu pulau menjangan besar spot snorkling kita
besok. Yang itu pulau cemara kecil. Dan yang sana pulau bl bla bla.. jelas
rendi penuh semangat. Dia sudah berulang kali ke karimun jawa. Dia merupakan
pemilik travel yang mengantar kami ke sini. Mahasiswa asal lamongan itu sangat
gemar traveling. Tentu saja dia sangat menikmati jalan-jalan ini. Jalan jalan
sekaligus mendapatkan uang dari usaha travelingnya ini.
Rumah penduduk dilihat dari atas bukit |
Birunya laut hijaunya pulau |
menikmati panorama |
Kerangka Ikan Joko Tuwo |
Langit Malam Karimun jawa |
Langit kian hitam,
gelap mulai menyapa kami. Angin mengguyurkan dingin di kulit kami. Sayup adzan magrib mulai menggema. Menyeru
seluruh penjuru karimun jawa untuk menunaikan kewajiban kepada Tuhannya. Kami
pun segera turun dari bukit joko tuwo. Dan ternyata di bawah sebuah gubuk
terdapat kerangka ikan yang sangat besar. Mungkin panjangnya sekitar 4 sampai 5
meter dengan lebar mencapai 1,5 meter. Ikan itu adalah ikan joko tuwo. Bukit
ini dinamai bukit joko tuwo karena ada rangka ikan ini. Bukan karena ada makan
perjaka tua seperti yang aku bayangkan sebelumnya.
Setelah tiba di
homestay teman teman pada rebutan mandi. Sementara aku yang sudah mandi tadi
sore tertawa cekikikan mengetahui cewek-cewek mandi tiga orang bersamaan. Tak
bisa kubayangkan bagaimana mereka saling memandangi tubuh bugil teman-temannya.
Waaa.....h.. L. Sementara linda begitu sabar menunggu antrian. Rela berulang kali
antriannya disrobot orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar